Sekarang Grab Bisa Dibayar Pakai Bitcoin dan Ethereum

Sekarang Grab Bisa Dibayar Pakai Bitcoin dan Ethereum

Grab Kini Terima Pembayaran via Crypto di Filipina

Grab, super-app terkemuka di Asia Tenggara, kini memperluas fitur top-up wallet digital GrabPay menggunakan cryptocurrency ke Filipina. Setelah sukses di Singapura, fitur ini kini tersedia di pasar Filipina, memungkinkan pengguna isi ulang saldo GrabPay dengan mata uang digital seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), USDC, dan USDT.

Kerjasama Strategis

Peluncuran ini dilakukan melalui kolaborasi antara Grab, penyedia solusi pembayaran crypto Triple-A (yang berlisensi dari Monetary Authority of Singapore dan FinCEN AS), dan PDAX—bursa kripto lokal yang diatur oleh Bangko Sentral ng Pilipinas. Kombinasi ini memastikan transaksi tidak hanya cepat, tetapi juga mematuhi standar keamanan dan regulasi yang ketat.

Prosedur Penggunaan

Berikut langkah mudah untuk mengisi saldo GrabPay dengan crypto:

  1. Buka aplikasi Grab dan pilih opsi “Cryptocurrencies” dalam menu Cash In.
  2. Pilih token yang didukung—BTC, ETH, USDC, atau USDT.
  3. Masukkan jumlah dalam peso dan periksa kurs serta detail transaksi.
  4. Kirim crypto dari wallet eksternal ke alamat yang disediakan.
  5. Top-up akan langsung masuk ke GrabPay begitu transaksi dikonfirmasi.

Tidak ada biaya tersembunyi atau proses rumit—semuanya dirancang sederhana dan transparan.

Dorongan untuk Inklusi Keuangan

Langkah ini sejalan dengan visi Grab untuk mendukung inklusi keuangan digital. Filipina memiliki populasi besar yang belum terjangkau layanan perbankan tradisional, namun cukup terbuka terhadap aset digital. Dengan menyediakan pilihan top-up crypto, Grab memperluas akses ke layanan keuangan modern bagi pengguna yang sebelumnya hanya bergantung pada uang tunai.

Signifikansi di Asia Tenggara

Sebagai wilayah dengan adopsi crypto yang tinggi, Filipina menjadi salah satu negara dengan penetrasi aset digital terbesar di dunia. Data menunjukkan lebih dari 11,6 juta orang Filipina—lebih dari 10% populasi dewasa—memiliki aset kripto pada 2024.

Grab sebelumnya juga meluncurkan inisiatif berbasis Web3 lainnya, termasuk integrasi wallet berbasis Polygon dan penggunaan NFT sebagai voucher, yang menunjukkan komitmennya terhadap inovasi keuangan berbasis blockchain.

Tantangan & Peluang Ke Depan

Tantangan yang mungkin muncul:

  • Volatilitas crypto: Fluktuasi harga Bitcoin dan Ethereum bisa mempengaruhi nilai top-up.
  • Regulasi yang berkembang: Otoritas Filipina cenderung berhati-hati terhadap crypto, sehingga perubahan regulasi bisa mempengaruhi layanan di masa depan.
  • Edukasi pengguna: Masih dibutuhkan pemahaman lebih di kalangan pengguna awam mengenai cara dan risiko penggunaan crypto.

Peluang ke depannya:

  • Grab bisa memperluas layanan ini ke negara lain seperti Indonesia, Malaysia, atau Vietnam seiring regulasi makin jelas.
  • Kombinasi crypto dengan remitansi dan layanan harian (seperti ride-hailing dan pengantaran makanan) dapat memperkuat posisi Grab sebagai pusat ekosistem keuangan digital di Asia Tenggara.