Riset Terbaru Menunjukkan AI Lebih Cepat dari Manusia dalam Menguji Game Berbasis Crypto

Riset Terbaru Menunjukkan AI Lebih Cepat dari Manusia dalam Menguji Game Berbasis Crypto

AI Titan Bisa Merevolusi Cara Game Diuji

Pengujian game selama ini dikenal lambat, berulang, dan mahal. Namun, studi terbaru menunjukkan kecerdasan buatan (AI) bisa mengambil alih sebagian besar proses ini.

Peneliti dari Zhejiang University dan NetEase Fuxi AI Lab memperkenalkan Titan, sistem AI yang mampu menguji game online berskala besar (MMORPG). Dengan kemampuan reasoning berbasis model bahasa, Titan dapat menjelajahi dunia virtual, menyelesaikan misi, dan menemukan bug.

Dalam uji coba pada dua game komersial, Titan berhasil menyelesaikan 95% misi dan menemukan 4 bug baru yang sebelumnya luput dari pengujian manual. Hasil ini lebih cepat, lebih luas, dan lebih efektif dibanding tester manusia.

Industri pengujian game sendiri menghabiskan biaya jutaan dolar dan berbulan-bulan waktu. Menurut Dataintello, pasar global jasa pengujian game diperkirakan mencapai USD 5,8 miliar pada 2032. Keberhasilan Titan menunjukkan bagaimana AI bisa memangkas biaya dan mempercepat siklus pengembangan, mirip dengan bagaimana crypto dan blockchain memangkas biaya transaksi di sektor keuangan.

Titan dirancang untuk meniru langkah tester profesional:

  • memahami kondisi game,
  • memilih aksi yang relevan,
  • memantau progres,
  • mendiagnosis masalah.

Sistem ini juga menggunakan modul khusus yang mengubah data kompleks menjadi teks sederhana untuk diproses AI, serta memanfaatkan screenshot untuk mengevaluasi progres dan memperbaiki kesalahan.

Fenomena ini sejalan dengan tren lebih luas: AI mulai menjadi infrastruktur penting dalam industri game, sama seperti blockchain di sektor keuangan digital. Survei Google Cloud menunjukkan hampir 90% developer game sudah memakai AI. Para pakar menilai, studio yang tidak cepat mengadopsi AI berisiko tertinggal, sama halnya dengan perusahaan yang terlambat masuk ke dunia crypto.

Meski begitu, peneliti menekankan bahwa tester manusia tetap dibutuhkan. Mereka berkolaborasi dengan profesional untuk membuat template data penting—seperti lokasi pemain, tujuan, serta kondisi karakter—dan menyaring informasi yang tidak relevan.