The Fed Tahan Suku Bunga 4,25%-4,5% Untuk Mei 2025

The Fed Tahan Suku Bunga, Waspadai Risiko Stagflasi di Tengah Ketegangan Perdagangan Era Trump
Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada level 4,25%-4,5% dalam rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang digelar pada Rabu, 7 Mei 2025. Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global serta dinamika kebijakan perdagangan agresif dari pemerintahan Presiden Donald Trump.
Kebijakan Stabil, Risiko Meningkat
FOMC dalam pernyataan resminya menyebutkan bahwa ketidakpastian terhadap prospek ekonomi AS terus meningkat, terutama karena tekanan dari sektor eksternal seperti kebijakan tarif impor dan ketegangan dagang. “Komite memperhatikan risiko bagi kedua mandat ganda kami—stabilitas harga dan lapangan kerja maksimum. Risiko terhadap angka pengangguran yang lebih tinggi dan inflasi yang lebih tinggi telah meningkat,” ujar pernyataan FOMC.
Tingkat suku bunga yang dipertahankan ini adalah yang sama sejak Desember 2024, dan mencerminkan pendekatan hati-hati dari The Fed dalam menyeimbangkan kebutuhan menekan inflasi tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi.
Powell Waspadai Ancaman Stagflasi
Dalam konferensi pers pasca-pertemuan, Ketua The Fed Jerome Powell memberikan penekanan pada potensi ancaman stagflasi—kondisi ekonomi yang ditandai oleh inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang stagnan, yang jarang terjadi di Amerika Serikat sejak awal 1980-an.
Powell menjelaskan bahwa kebijakan tarif yang diberlakukan pemerintahan Trump, termasuk tarif menyeluruh sebesar 10% terhadap seluruh barang impor AS, berpotensi mendorong harga-harga naik dan menghambat pertumbuhan. "Tarif mungkin memberikan tekanan inflasi tambahan, dan dalam jangka panjang dapat memperlambat aktivitas ekonomi serta mengganggu stabilitas pasar tenaga kerja," tegasnya.
Ketegangan Dagang Memuncak
Gedung Putih saat ini tengah terlibat dalam negosiasi intensif dengan sejumlah mitra dagang utama AS, termasuk Tiongkok, Uni Eropa, dan Meksiko, dalam periode negosiasi 90 hari yang dimulai pada awal April 2025. Trump telah mengancam akan meningkatkan tarif lebih jauh jika tidak ada kemajuan dalam pembicaraan perdagangan.
Kebijakan proteksionis ini telah memicu kekhawatiran luas di kalangan pelaku pasar, pengusaha, dan ekonom, yang menilai bahwa langkah tersebut dapat memperburuk ketidakseimbangan perdagangan dan menurunkan daya saing industri domestik.
Reaksi Pasar dan Prospek Ekonomi
Pasar keuangan menunjukkan reaksi hati-hati terhadap keputusan The Fed. Indeks saham utama seperti Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 mengalami fluktuasi tipis, sementara yield obligasi pemerintah AS tetap stabil. Investor kini menanti data inflasi dan laporan ketenagakerjaan yang akan dirilis akhir bulan ini untuk mendapatkan gambaran lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter ke depan.
Sementara itu, sejumlah ekonom mulai merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun ini. Lembaga riset ekonomi Moody’s Analytics memperkirakan pertumbuhan PDB AS hanya akan mencapai 1,7% pada 2025, turun dari estimasi awal 2,3%, akibat tekanan perdagangan dan lemahnya permintaan global.
Penutup
Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga mencerminkan kehati-hatian di tengah medan ekonomi yang semakin kompleks. Dengan kebijakan perdagangan yang cenderung agresif dan potensi risiko stagflasi yang mulai menghantui, tantangan yang dihadapi The Fed ke depan akan semakin berat dalam menavigasi antara inflasi, pengangguran, dan stabilitas ekonomi jangka panjang.
0 Comments