Demo di Berbagai Daerah, Kerugian Negara Capai Puluhan Miliar

Demo di Berbagai Daerah, Kerugian Negara Capai Puluhan Miliar

Aksi Unjuk Rasa 25–28 Agustus 2025: Rekap Kerusuhan dan Dampak Ekstensif

Latar Belakang Aksi

Gelombang unjuk rasa yang memulai eskalasi pada 25 Agustus 2025 muncul dari tuntutan publik: pembatalan kenaikan tunjangan DPR, transparansi gaji legislatif, dan penolakan atas RKUHAP. Namun insiden tragis, yaitu tewasnya driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan yang terlindas kendaraan Barakuda polisi, memicu kemarahan nasional dan meningkatkan intensitas aksi. Affan, pria berusia 21 tahun, meninggal setelah kendaraan taktis terus meluncur meski dikerubungi massa. Kejadian ini menjadi pemicu protes semakin brutal dan meluas.

Ruang Lingkup Aksi

Menurut Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, sejak 25 hingga 28 Agustus, terdapat 107 titik aksi di 32 provinsi. Sebagian aksi berjalan damai, namun banyak berujung pada kerusuhan serta tindak pengrusakan dan pembakaran fasilitas publik maupun kantor pemerintahan.

Dampak dan Kerusakan Fasilitas Umum

  • DKI Jakarta: Total kerugian infrastruktur diperkirakan mencapai Rp 50,4 miliar akibat kerusakan halte Transjakarta, MRT, hingga CCTV.

  • Infrastruktur lain di Jakarta: Beberapa halte dan stasiun Transjakarta terbakar dan tidak dapat digunakan.

  • Makassar (Sulsel): Gedung DPRD Sulsel dan DPRD Makassar dibakar—akibatnya 3 orang tewas dan 5 luka-luka.

  • Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, dan daerah lainnya: Terjadi pembakaran dan pengrusakan kantor DPRD, Pemda, Satlantas, Polres, serta penjarahan gedung bersejarah dan fasilitas umum.

  • Surabaya: Gedung Grahadi dibakar, 11 pos polisi mengalami kerusakan berat, dan beberapa hotel serta pusat perbelanjaan turut terkena imbas.

  • Jaringan tol: Sejumlah gerbang tol dan CCTV jalan tol rusak parah, menyebabkan operator jalan tol menutup sementara beberapa ruas untuk perbaikan.

Tanggapan dan Stabilitas Ekonomi

Protes tidak hanya berdampak fisik, tetapi juga mengguncang pasar keuangan:

  • IHSG sempat turun drastis hingga 2,27% pada 29 Agustus, penurunan paling tajam dalam dua minggu.

  • Rupiah melemah hampir 1% terhadap dolar AS, mencapai level terendah sejak awal Agustus.

  • Bank Indonesia segera melakukan intervensi di pasar valuta asing dan membeli obligasi pemerintah untuk meredam tekanan.

  • IHSG menutup pekan pada level 7.830,49 dengan volatilitas tinggi dan transaksi meningkat 40%, meski didukung oleh aksi beli asing. Namun, pada 1 September IHSG kembali terkoreksi 3,34% saat pembukaan perdagangan.

Reaksi Dunia Usaha

Kerusuhan memicu penutupan dini sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta seperti Atrium Senen, Senayan Park, Sarinah, Plaza Indonesia, dan Grand Indonesia. Brand-brand mewah juga mengosongkan etalase untuk mengantisipasi penjarahan. Di Surabaya, kerusuhan di sekitar Grahadi menyebabkan Tunjungan Plaza harus ditutup lebih awal.

Rekapitulasi Kerugian Finansial

  • DKI Jakarta: MRT (Rp 3,3 miliar), Transjakarta (Rp 41,6 miliar), CCTV (Rp 5,5 miliar) → total sekitar Rp 50,4 miliar.

  • Polda Jawa Timur (Surabaya): Kerugian diperkirakan mencapai Rp 124 miliar akibat pembakaran pos polisi dan fasilitas pendukung.

  • Makassar dan daerah lain: Kerugian ditaksir mencapai puluhan hingga ratusan miliar rupiah akibat kerusakan gedung pemerintahan, fasilitas publik, dan properti swasta.

Fakta Terbaru dan Konteks Tambahan

  1. Meninggalnya Affan Kurniawan menjadi simbol nasional yang menyatukan protes dan memperluas simpati publik.

  2. Pasar keuangan bereaksi cepat, memperlihatkan kerentanan terhadap gejolak sosial-politik.

  3. Dampak ekonomi riil: Penutupan mal, tol, dan transportasi umum menurunkan konsumsi masyarakat, mengganggu distribusi logistik, dan menekan pendapatan pekerja harian.

  4. Respons pemerintah: Presiden dan sejumlah pejabat menyatakan perlunya evaluasi kebijakan, termasuk usulan pembahasan ulang tunjangan DPR, memperkuat dialog nasional, serta memperketat disiplin aparat keamanan.